Pengalamanku Bersama Ocean School
Hai teman-teman, kita ketemu lagi nih!
Di blog kali ini aku mau cerita tentang pengalamanku
mengikuti kegiatan bersama Ocean School. Kira-kira sudah 2 bulan aku dan
temen-temen (Claresco, Fefe, Calla, Kaysan, Rakka, dan Renne) belajar Ocean
School sampai enggak kerasa kami sampai di pertemuan terakhir.
Apa sih tema
Ocean School kali ini? Di kesempatan belajar bareng ini kami mendapatkan tema
tentang Life In Balance. Sebelumnya kami belajar mulai dari apa itu
habitat, kemudian habitat seperti apa yang sehat dan bagaimana menciptakannya.
Kami juga diajak kenalan sama habitat laut yang ternyata macemnya itu banyak
banget.
Sementara di
tema Life In Balance ini kami main games, bingo, dan role play sambil
belajar tentang berbagai isu-isu habitat saat ini. Ternyata selama ini
habitat laut banyak mengalami masalah. Salah satu contoh yang diambil adalah
kisah yang berasal dari daerah Kanada di Prince Edward Island, tempat di mana
sektor pertanian sangat berpengaruh bagi mata pencaharian masyarakat.
Di sana
pengaruh dari sector pertanian membawa akibat buruk pada habitat laut. Nutrisi
dari tanah pertanian terbawa oleh aliran air menuju laut, nutrisi ini memicu
pertumbuhan pesat sebuah jenis ganggang yang bernama ulva. Padahal jika jumlah
ulva terlalu banyak, maka akan menghambat pertumbuhan tanaman eel grass. Sebab,
tanaman eel grass membutuhkan banyak sinar matahari, dan ulva
menghalangi eel grass dari sinar matahari. Ini sangat disayangkan,
karena eel grass ini rumah bagi banyak sekali hewan. Bahkan tidak hanya
eel grass, mahluk hidup di sekitarnya juga kekurangan nutrisi. Karena dalam pertumbuhannya, ulva menyerap
terlalu banyak nutrisi dari laut. Organisme-organisme yang memakan ulva juga
menyebabkan berkurangnya oksigen di air.
Atas: Eelgras
Melihat kisah ulva yang over population, aku merasa keseimbangan sangat penting dalam kehidupan. Dampak yang disebabkan oleh keseimbangan alam yang terganggu sangat mengerikan. Air laut yang semula biru berubah menjadi hijau dan hampir tidak ada lagi mahluk hidup di dalamnya. Aku pun menyadari, banyak aktivitas manusia yang ternyata membawa pengaruh buruk bagi alam. Bahkan aktivitas sederhana seperti bertani pun bisa berdampak negatif bagi laut. Jadi dalam kehidupannya, manusia harus mempertimbangkan lebih lanjut dan mengusahakan yang terbaik untuk alam, disamping untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Pada puncak
kegiatan, kami mengamati teluk dekat tempat tinggal kami dan mengamati
keterhubungan antar elemen yang ada di sana. Aku memilih Teluk Sawangan. Teluk
Sawangan letaknya dekat dengan Pantai Menganti, dan menjadi salah satu obyek
wisata di Kabupaten Kebumen. Selain fungsinya sebagai tempat wisata, Teluk
Sawangan juga menghidupi nelayan dan pengolah makanan laut di sekitarnya. Tapi
yang terpenting, teluk tersebut menjadi rumah bagi sekian banyak mahluk hidup.
Tapi air laut sendiri kondisinya tergantung dengan seberapa parah pencemaran yang terjadi di laut. Sampah mampu mempengaruhi keadaan semua elemen lain melalui air laut. Itu berarti kebersihan air laut harus benar-benar kita jaga, karena air laut mengambil peran penting dalam kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Mulai sekarang mari kita jaga laut bersama-sama ya teman-teman, saat berpergian ke pantai jangan buang sampah di laut, melainkan dibawa pulang saja. Bahkan akan lebih baik lagi jika kita bisa mengurangi konsumsi barang-barang kemasan kita.
Selama kegiatan kami didampingi oleh orang tua – orang tua kami sendiri (Mama, Tante Fifi, Tante Shanty, dan Tante Ira). Mereka bergiliran menjadi pendamping per topik, dan buat aku semuanya menarik. Walaupun aku jadi agak sibuk karena masih harus mengerjakan ocean school disamping sekolah dan kegiatan zoom lain, aku tetap suka kegiatan ini. Terimakasih banyak:)