Rahasia di Balik Gambar 3

Pada tanggal 5 Juni, aku dan teman-teman di Rahasia di Balik Gambar memasuki kelas kedua. Di kelas hari  itu kami didorong untuk mengamati lebih jauh foto yang ada, karena Kakak-Kakak Jaladwara tidak lagi memberi bocoran rahasia. Walaupun serasa gantung ending nya tapi asyik juga lho...

Foto 1

Deskripsi: Orang-orang berkumpul di sebuah sungai yang sedang surut, kebanyakan dari mereka terlihat memegang jaring. Di kejauhan tampak sebuah jembatan, dan semakin mendekati jembatan kumpulan orangnya semakin padat.

Melihat foto ini aku menyimpulkan bahwa orang-orang sedang berkumpul melakukan kerja bakti membersihkan sungai, walaupun sepintas foto ini kelihatan seperti menunjukan kegiatan memancing bersama. Orang-orang di dalam foto itu memang seolah-olah sedang menjerat ikan, tapi aku melihat ada buntalan yang kemungkinan adalah gundukan sampah yang dikumpulkan dalam karung di tengah foto. Walaupun teman-teman lain rata-rata berpendapat bahwa orang-orang di sana sedang memancing ikan, ternyata ada juga yang sependapat denganku, Adam.

Foto 2:

Deskripsi: Ibu-ibu duduk di tepi jalan dengan makanan di hadapan mereka.

Menurutku foto kedua ini menceritakan tentang detik-detik menunggu buka puasa, karena raut wajah ibu-ibu di situ terlihat gusar dan tidak sabar. Dan, setelah aku mengamati lebih lanjut aku berpendapat ibu-ibu itu adalah penduduk desa dilihat dari model pakaian mereka. Aku mengambil kesimpulan itu karena aku sendiri tinggal di desa dan kebanyakan orang di tempat tinggalku memakai pakaian dengan ciri khas yang sama pada gambar.

Saat foto ini dikeluarkan, Tantra berpendapat bahwa ini adalah acara syukuran panen yang melimpah. Aku mencoba untuk menyanggah idenya. Tapi karena aku tidak punya bukti yang kuat jadi tidak ada adu opini yang berarti. Tapi kali lain aku akan berusaha mencobanya lagi kalau ada kesempatan, karena kemampuan untuk menyatakan pendapat itu sepertinya perlu diasah.

Hal Baru Yang Kudapat

Di kelas hari itu aku mendapat pengalaman baru, yaitu ketika beradu opini dengan Tantra. Aku belajar, kalau mau beradu opini, kita harus punya opini yang kuat dan banyak bukti dahulu. Jadi enggak bisa asal-asalan menyanggah kalau opini dan bukti yang kita punya belum kuat. 



Sampai jumpa di jurnal refleksiku yang berikutnya!




Popular Posts