Mengintip Permainan Masa Kecil Saudara-Saudaraku


Hai teman – teman!

Liburan kali ini aku diajak oleh kakak – kakak Jaladwara untuk belajar mewawancarai keluargaku.  Topiknya mengenai permainan masa kecil yang dimainkan oleh salah satu anggota keluarga sepulang sekolah dan kampung halamannya. Jadi aku harus memilih dua orang anggota keluarga yang lebih tua atau sebaya dengan ibuku untuk diwawancarai nih. Nah, kebetulan sekali aku dan orang tuaku punya rencana untuk bertemu dengan keluarga besar kami. Yuk mari kita baca ceritaku selanjutnya.

Sebelum bertemu keluarga besarku, aku sudah tahu siapa yang bakal kuwawancarai nanti. Aku sengaja memilih orang yang heboh dan ramah , dan kelihatannya waktu kecil suka iseng. Orang itu adalah paman papaku yang lahir tahun 1954, biasa dipanggil Kukong ( engku engkong) Tjuan oleh anak keponakan - keponakannya. Aku punya ide untuk membuat wawancara dengannya  terlihat seperti ngobrol santai biasa( tapi akhirnya ketahuan juga kalo aku mau latihan wawancara:).

Awalnya aku mengajaknya ngobrol tentang tempat tinggal masa kecilnya. Ternyata Kukong Tjuan sempat berpindah-pindah tempat tinggal semasa dia kecil lho. Paman papa itu pernah tinggal di Wonosobo, Parakan dan kota lain lagi. Dia bercerita bahwa dulu tempat tinggalnya berupa kota kecil, hampir seperti pedesaan. Dulu jalanan sepi, tidak seperti sekarang.

Waktu aku bertanya tentang permainan yang biasa dimainkannya, Kukong Tjuan masih ingat apa saja permainan yang sering dimainkannya. Terkadang beliau bermain kelereng, layang – layang, sunda manda (engklek),petak umpet,gobak sodor,berenang di sungai, atau egrang. Ada juga permainan yang selama ini enggak pernah kukenal. Contohnya adalah permainan membuat.meriam dari bambu yang bisa meledak.


Mereka juga pernah memanfaatkan pecahan genting sebagai alat bermain, pecahan genting itu mereka tumpuk. Lalu mereka akan melemparinya dengan batu. Anak yang bisa merobohkan susunan genting itu lah yang jadi pemenangnya. Permainan lain yang biasa dimainkannya adalah benthik.  Benthik itu semacam permainan kasti. Sebuah batang bambu kecil berfungsi sebagai bolanya, dan tongkatnya adalah sebuah kayu atau sebilah bambu yang panjang. Selain itu, Kukong Tjuan bercerita, ia mempunyai hobi memelihara hewan ternak seperti ayam dan kambing.


Benthik

Disela – sela cerita, Kukong  bilang, kehidupan generasi milenial jauh lebih mudah dibandingkan kehidupan waktu yang silam. Memang betul kata Kukong Tjuan, tapi menurutku lahir dijaman dulu itu asyik juga, karena anak – anaknya enggak terpaku pada gawai dan suka bermain serta kreatif.

Orang yang kuwawancarai selanjutnya adalah tantenya mama, yaitu Mak Ie( sebutan untuk kakaknya nenek) Wiwik. Aku memakai jurus yang sama seperti wawancara yang lalu, yaitu supaya orang yang kuwawancarai serasa hanya ngobrol, kali ini aku berhasil! Dari wawancara ini, aku mendapat bonus cerita seru dari Mak Ie Wiwik, hehe. Masa kecil Mak Ie Wiwik dihabiskan di Tegal, kampung halamannya. Dia adalah anak sulung dari empat bersaudara. Mak Ie Wiwik bilang, kalau semasa kanak – kanak dia sangat tomboy. Rambutnya dipotong pendek dan temannya rata – rata laki – laki semua. Permainan yang disukainya juga kebanyakan permainan anak lelaki.

Seperti Kukong Tjuan, Mak Ie Wiwik pun bermain benthik( kalian sudah tahu kan apa itu benthik? Penjelasannya ada diatas). Rok kaleng salah satu permainan yang dimainkan sehari – hari, permainan ini hampir sama seperti petak umpet. Perbedaannya adalah,kalau bermain Rok kaleng  kita harus mencari teman yang bersembunyi dan mengenainya dengan sebuah kaleng yang ditendang kearah anak itu. Selain itu, Mak Ie Wiwik juga sering memainkan koin yang dibungkus kertas, dengan cara melempar tangkap koin itu menggunakan pergelangan kakinya. Kalau gak salah dengar namanya cince.Dulu ia pandai sekali melakukan permainan itu lho. Permainan lainnya adalah, bekel, benteng – bentengan, layang – layang ( permainan satu ini kurang digemarinya).

Sunda Manda (engklek)

Beranjak remaja, Mak Ie Wiwik meninggakan permainan masa kecilnya dan lebih suka berperahu dengan kawan- kawannya di muara sungai. Ngomong- ngomong dia juga bermain band amatir dengan teman – temannya waktu remaja.

 Aduh, serunya…. Pantas saja walaupun sudah berusia 69 tahun, cerita pengalaman itu masih melekat didalam memori Mak Ie Wiwik, ya. Sebelumnya aku sempat mengira masa kanak – kanak Oma- oma itu membosankan, tapi ternyata kita enggak bisa cepat menerka – nerka seperti itu, kan kita belum tahu.  Aku merasa beruntung mau mencoba mewawancarai Mak Ie Wiwik.

Lompat tali

Aku senang belajar mewawancarai, dalam wawancara kali ini aku belajar  berani bertanya, juga berusaha lebih akrab dengan keluarga. Berhubung aku gemar pelajaran sejarah, aku menikmati banget topik wawancara yang dipilih oleh kakak – kakak dari Jaladwara J


Popular Posts